Berkedok Konseling, Pendeta Bethel Zinahi Jemaat Dengan Sex Toy
Maktabah Al-Muwahhidun |
MANADO – Aib ini sungguh memalukan dan wajib dijauhi tokoh agama manapun!! Pendeta yang seharusnya menggembala jemaat gereja, malah menyelingkuhi jemaat dan staf gereja. Dengan kedok konseling keluarga, sang korban dirangsang dengan alat-alat bantu seks (sex toys). Wanita yang dizinahi pun bukan seorang perawan, melainkan ibu rumah tangga beranak dua yang masih sah menjadi istri orang. Buntutnya, sang pendeta dipolisikan jemaat.
Pendeta RM alias Roy (49) seorang gembala Gereja Bethel Indonesia (GBI), dilaporkan jemaatnya yang juga staf Gereja GBI ke Polresta Manado, dalam kasus pelecehan seksual terhadap sejumlah jemaat wanitanya.
Hal itu diungkapkan oleh dua wanita yang pernah menjadi korban Pendeta Roy. Sebut saja Anggrek (35) seorang Staf Kantor GBI. Sejak tahun lalu, wanita ini memendam kasus pelecehan terhadap dirinya. Kata Anggrek, RM menyuruhnya menanggalkan pakaian saat konseling masalah rumah tangga, yang menurut Anggrek, konseling atas inisiatif RM sendiri. Kejadian itu terjadi di rumah RM, ketika itu ia disuruh datang ke rumah, “Dia suruh saya lepaskan celana, katanya ingin lihat vagina saya,” tuturnya.
Pendeta RM alias Roy (49) seorang gembala Gereja Bethel Indonesia (GBI), dilaporkan jemaatnya yang juga staf Gereja GBI ke Polresta Manado, dalam kasus pelecehan seksual terhadap sejumlah jemaat wanitanya.
Hal itu diungkapkan oleh dua wanita yang pernah menjadi korban Pendeta Roy. Sebut saja Anggrek (35) seorang Staf Kantor GBI. Sejak tahun lalu, wanita ini memendam kasus pelecehan terhadap dirinya. Kata Anggrek, RM menyuruhnya menanggalkan pakaian saat konseling masalah rumah tangga, yang menurut Anggrek, konseling atas inisiatif RM sendiri. Kejadian itu terjadi di rumah RM, ketika itu ia disuruh datang ke rumah, “Dia suruh saya lepaskan celana, katanya ingin lihat vagina saya,” tuturnya.
Tragisnya, saat pelecehan seksual terjadi di rumah RM, ibu dua anak ini diiming-imingi alat bantu seks (sex toy). “Saya disuruh, buka celana katanya di kamar anak, kebetulan istrinya tidak ada di rumah,” ujarnya.
Saat hendak dibicarakan, Anggrek mengaku malah difitnah di depan jemaat “Katanya saya ini perempuan tak baik, menggodanya, saya sakit hati, kaget dan malu di depan banyak orang,” ungkap Anggrek.
Anggrek berharap, agar kejadian ini segera ditindaklanjuti karena sudah sekian lama terpendam. “Sudah lama kasus ini, karena cuma dipendam, tidak ada tindak lanjut dari pusat,” tuturnya.
Jemaat lain juga dizinahi dengan rayuan ‘Sex Toy’
Ternyata Anggrek bukanlah satu-satunya korban nafsu liar Pendeta Roy. Korban lainnya, sebut saja bernama Bunga (28) juga mengaku dilecehkan, payudaranya dipegang, Februari 2011 silam, di rumah RM. Mirisnya, Kata Bunga, ia dirayu dengan cara ditunjukkan alat-alat permainan sex (Sex Toy).
“Ada tiga alat sex toy ditunjukkan, lalu dia tunjukkan cara pakainya. Kemudian dada saya dipegang,” tutur Bunga di Polresta Manado.
Lebih rinci, bunga mengatakan, pagi sekitar pukul 05.30 WITA, pertengahan Februari 2011, ia ditelpon sang gembala, agar datang ke rumahnya. Ia pun dijemput sopir RM.
Sesampai di rumah, ternyata istri RM tak ada. Bunga mengaku membantu RM membersihkan rumah. Tiba-tiba, RM mulai membicarakan masalah seksual, bahkan kata Bunga, RM sengaja menunjukkan alat seks kepunyaan RM. “Ada tiga satu mirip kucing, lalu satu besar ada geriginya, kemudian satu yang mirip kondom,” tutur Bunga.
Lanjut dia, di tengah pembicaraan, tiba-tiba RM sudah berada di belakang korban, Bunga mengaku dadanya langsung dipegang. Ia memilih menghindar ketimbang melayani nafsu sang gembala.
Korban pun Dituduh Pernah Tidur dengan Dua Pendeta
Sudah jatuh tertimpa tangga. Begitulah nasib yang dialami Bunga. Sudah menjadi korban pencabulan oknum Pendeta Gereja Bethel Indonesia (GBI), kehormatan Bunga sebagai seorang wanita juga dilecehkan. Ia difitnah dengan tuduhan sebagai wanita murahan karena pernah tidur dengan dua pendeta lain.
“Kaget, sakit hati, tapi saya bukan tipe yang suka menangis,” ungkap wanita ini kepada wartawan, Selasa (5/7/2011).
Kata Bunga, petinggi organisasi GBI pun cenderung lebih percaya RM, sehingga kasusnya terabaikan. Bunga pun berani melapor agar kasus ini, tak terendap lagi, karena cenderung ditutup-tutupi pihak tertentu. “Biar semua tahu, supaya jangan ada lagi korban lain,” tandasnya.
Kini kasus pelecehan seksual terhadap sejumlah jemaat gereja ini ditangani polisi, setelah Bunga dan Anggrek melaporkan Pendeta Roy, Sang Gembala Gereja Bethel Indonesia (GBI) ke Polresta Manado, Selasa (5/7/2011). Bunga dilecehkan Februari 2011 silam, sedangkan Anggrek sejak November 2010.
Mendapat laporan pelecehan seksual pendeta oleh dua korban tersebut, Kasat Reskrim Polresta Manado, Komisaris Asep Darmawan berjanji akan segera menindaklanjuti dengan melayangkan surat panggilan.
Tak hanya Pendeta RM alias Roy (49) gembala Gereja GBI sebagai terlapor, namun semua pihak terkait juga akan dipanggil.
“Bila keterangan mengarah, kita akan panggil semua orang-orang yang berkaitan dengan kasus tersebut,” jelas Asep.
Sebagai seorang Gembala Gereja yang notabene adalah panutan jemaat, tak seharusnya Pendeta RM alias Roy terjatuh dalam larangan Tuhan “Jangan berzinah” dalam Sepuluh Firman (The Ten Commandments).
Ataukah ia salah menafsirkan ayat Perjanjian Lama? Sehingga salah langkah dalam mempraktikkan ayat: “Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda. Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu.”
Ataukah ia salah menafsirkan ayat Perjanjian Lama? Sehingga salah langkah dalam mempraktikkan ayat: “Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda. Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu.”
Sumber:
No comments: