Pergerakan Mata Menyatakan Pikiran Pembaca Melayang
Bukan hanya anda, semua orang tak selalu konsentrasi ketika membaca. Dalam sebuah penelitian baru yang diterbitkan di jurnal Asosiasi Ilmu Psikologi, para peneliti merekam pergerakan mata selama membaca dan menemukan bahwa mata tetap bergerak ketika pikiran melayang, tapi mata tidak bergerak dengan cara yang sama ketika anda memperhatikan.
Seorang ilmuwan psikologi di Universitas Pittsburgh, Erik Reichle tertarik dengan bagaimana otak mengontrol pergerakan mata. "Tujuannya ialah untuk memahami bagaimana hal-hal seperti pemahaman kata dan perhatian visual mengontrol pergerakan mata," katanya.
Kebanyakan orang yang mempelajari membaca berpendapat bahwa mata mengambil sampel informasi pada halaman dan pikiran yang membaca pada dasarnya mengambil apa yang diberikan tanpa memberikan petunjuk kembali ke mata.
Reichle menduga bahwa itu salah, dan berpendapat bahwa mengobservasi pembacaan tanpa berpikir akan menjadi sesuatu yang menarik untuk memberikan pencerahan apa yang terjadi ketika pikiran sibuk. Dia melakukan penelitian tersebut bersama Andrew E. Reineberg dari Universitas Pittsburgh dan Jonathan W. Schooler dari Universitas California, Santa Barbara.
Empat mahasiswa prasarjana di Universitas Pittsburgh menjadi sukarelawan untuk proyek itu. Tiap-tiap orang datang ke lab untuk sesi membaca 12 atau lebih pembacaan selama satu jam tentang Sense dan Sensibility karya Jane Austen, bacaan itu dipilih karna itu "cukup mudah tapi agak membosankan," kata Reichle. "Kami mulai dengan The Trial karangan Kafka, tapi orang-orang menganggapnya terlalu menyita perhatian." Saat para mahasiswa membaca buku di layar, komputer melacak pergerakan mata mereka. Mereka diminta untuk menekan tombol yang ditandai dengan huruf "Z" ketika mereka tahu bahwa mereka tidak lagi fokus membaca." Komputer juga menanyakan setiap beberapa menit apakah mereka memperhatikan atau kehilangan fokus.
Mata melakukan hal berbeda ketika seseorang memperhatikan daripada pikirannya melayang. Dalam pembacaan normal, mata memperhatikan satu kata, kemudian dengan cepat pindah ke kata lain. Mata lebih banyak meluangkan waktu pada kata-kata yang kurang umum. Akan tetapi, ketika pikiran seseorang melayang, mata tidak mengikuti pola-pola ini. Mata juga memperhatikan lebih lama pada setiap kata.
"Hal tersebut hampir mirip mata yang secara mekanis lambat," kata Reichle. Hal ini menunjukkan bahwa pendapat umum di bidangnya merupakan kesalahan, malahan, ketika orang membaca, pergerakan matanya sangat terhubung dengan pemrosesan bahasa yang berjalan di otak.
Seorang ilmuwan psikologi di Universitas Pittsburgh, Erik Reichle tertarik dengan bagaimana otak mengontrol pergerakan mata. "Tujuannya ialah untuk memahami bagaimana hal-hal seperti pemahaman kata dan perhatian visual mengontrol pergerakan mata," katanya.
Kebanyakan orang yang mempelajari membaca berpendapat bahwa mata mengambil sampel informasi pada halaman dan pikiran yang membaca pada dasarnya mengambil apa yang diberikan tanpa memberikan petunjuk kembali ke mata.
Reichle menduga bahwa itu salah, dan berpendapat bahwa mengobservasi pembacaan tanpa berpikir akan menjadi sesuatu yang menarik untuk memberikan pencerahan apa yang terjadi ketika pikiran sibuk. Dia melakukan penelitian tersebut bersama Andrew E. Reineberg dari Universitas Pittsburgh dan Jonathan W. Schooler dari Universitas California, Santa Barbara.
Empat mahasiswa prasarjana di Universitas Pittsburgh menjadi sukarelawan untuk proyek itu. Tiap-tiap orang datang ke lab untuk sesi membaca 12 atau lebih pembacaan selama satu jam tentang Sense dan Sensibility karya Jane Austen, bacaan itu dipilih karna itu "cukup mudah tapi agak membosankan," kata Reichle. "Kami mulai dengan The Trial karangan Kafka, tapi orang-orang menganggapnya terlalu menyita perhatian." Saat para mahasiswa membaca buku di layar, komputer melacak pergerakan mata mereka. Mereka diminta untuk menekan tombol yang ditandai dengan huruf "Z" ketika mereka tahu bahwa mereka tidak lagi fokus membaca." Komputer juga menanyakan setiap beberapa menit apakah mereka memperhatikan atau kehilangan fokus.
Mata melakukan hal berbeda ketika seseorang memperhatikan daripada pikirannya melayang. Dalam pembacaan normal, mata memperhatikan satu kata, kemudian dengan cepat pindah ke kata lain. Mata lebih banyak meluangkan waktu pada kata-kata yang kurang umum. Akan tetapi, ketika pikiran seseorang melayang, mata tidak mengikuti pola-pola ini. Mata juga memperhatikan lebih lama pada setiap kata.
"Hal tersebut hampir mirip mata yang secara mekanis lambat," kata Reichle. Hal ini menunjukkan bahwa pendapat umum di bidangnya merupakan kesalahan, malahan, ketika orang membaca, pergerakan matanya sangat terhubung dengan pemrosesan bahasa yang berjalan di otak.
No comments: