Syaikh Yahya Al-Libiy Bermimpi Bertemu Rasul S.A.W
Bismillahirrahmanirrahim
Oleh Abu Asybal Usamah
Segala puji bagi Allah semata, Yang telah meneguhkan hati kita diatas keimanan dan Tauhid, Yang telah mengutus Nabi Akhir zaman sebagai Furqan, yang memuliakan ummat Islam dengan Jihad. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa mengiringi ingatan kita agar lidah kita senantiasa basah dengan teruntuk bagi Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Amma ba’du:
Mimpi adalah bagi orang-orang sering disebut dengan bunga tidur. Namun dalam Islam mimpi tidak sekedar bunga tidur, tapi juga menjadi seuatu yang menjadi istimewa jika yang mimpi adalah orang yang memiliki kedudukan disisi Allah. Bahkan salah satu jalan penerimaan wahyu adalah melaui mimpi.
Orang-orang shlaih terdahulu pada era Kenabian dan Sahabat serta Tabi’in, kerap kali mendapat isyarat atau ilham melalui mimpi. Karena mimpi itu sendiri memiliki kedudukan dalam Islam. Namun yang istimewa itu hanyalah mimpi baik dari seorang yang Shalih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
“Mimpi yang baik itu dari Allah dan mimpi jelek itu dari Syaithan” (HR Muslim dari Abu Qatadah)
“Tidak tertinggal sesuatu dari kenabian kecuali “Al-Mubasysyirat”. Sahabat bertanya: apa itu Al-mubasysyirat? Mimpi yang baik” (HR Bukhori dari Abu Hurairah)
“Jika akhir zaman sudah dekat mimpi seorang mukmin tidak akan dusta” (HR Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
Maka, sebuah anugrah jika seorang diberikan mimpi yang baik. Dan itu juga menunjukkan kualitas keimanannya kepada Allah. Apalagi seseorang dikaruniai mimpi bertemu Nabi (ya Allah anugrahkanlah kami untuk bertemu dengan beliau). Disini kami memberikan kabar gembira yang didapatkan oleh Syaikh Abu Yahya Al-Liby, seorang petinggi Al-Qaidah, melalui mimpi.
Mimpi beliau itu ketika masih berada dipenjara. Beliau ningin memberitahukan kepada seluruh mujahidin agar mereka bertambah yakin akan apa yang mereka tempuh dan tawakkal mereka semakin kuat.
Mimpi yang pertama, mimpi yang ini pendek. Beliau melihat Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam diatas mimbar berkhutbah dengan mengenakan sorban putih. Dan diantara perkataan beliau yang diingat oleh Syaikh adalah ketika beliau mengisyaratkan tanganya ke leher sementara beliau bercerita tentang suatu peristiwa “Sesunguhnya darah yang tertumpahkan itu berada dilehrku pada hari kiamat”.
Mimpi yang kedua, mimpi kali ini panjang. Beliau mengutip sebagiannya saja. Beliau mendengar suara dari langit (sambil bergumam dalam hati bahwa suara itu adalah suara Nabi Dawud ‘alaihissalam) yang suara itu terdengat berkali-kali menyeru mujahidin “Bersabarlah kalian, Sesungguhnya kalian berada diatas kebenaran…. Bersabarlah kalian, sesungguhnya kalian akan ditolong….. Bersabarlah kalian, sesungguhnya kalian diatas kebenaran….. Bersabarlah kalian, sesungguhnya kalian akan ditolong…”.
Kemudian aku memasuki ruangan, lalu aku mendapati disitu ada Syaikh Hamud Al-Uqla’ -rahimahullah- dengan wajah yang berseri dan saat itu beliau tidak tuna netra. Beliau berkata kepadaku:”Sesunggunya Allah berkata: sesungguhnya mujahidin terlihat sedih karena mereka terus berdo’a tapi seolah-olah do’a mereka tidak diijabahi. Kemudia setelah itu aku mendengar suara yang jelas, bukankah tidak cukup bagi mereka (mujahidin.red) Aku ridho terhadap mereka, maka Aku tidak akan murka pada mereka selamanya. Aku akan penuhi permintaan kalian -yakni pertolongan- dan lebih.
Mudah-mudahan Allah memberikan kami anugrah yang sama, agar hati kami tegar diatas jalan Tauhid dan Jihad. Agar ummat tau apa yang selama ini mujahidin perjuangkan adalah Haq bukan sekedar versi-versian.
Wallahu Ghalibun ‘ala amrihi walakinna aktsarannasi la ya’lamun
Oleh Abu Asybal Usamah
Segala puji bagi Allah semata, Yang telah meneguhkan hati kita diatas keimanan dan Tauhid, Yang telah mengutus Nabi Akhir zaman sebagai Furqan, yang memuliakan ummat Islam dengan Jihad. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa mengiringi ingatan kita agar lidah kita senantiasa basah dengan teruntuk bagi Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Amma ba’du:
Mimpi adalah bagi orang-orang sering disebut dengan bunga tidur. Namun dalam Islam mimpi tidak sekedar bunga tidur, tapi juga menjadi seuatu yang menjadi istimewa jika yang mimpi adalah orang yang memiliki kedudukan disisi Allah. Bahkan salah satu jalan penerimaan wahyu adalah melaui mimpi.
Orang-orang shlaih terdahulu pada era Kenabian dan Sahabat serta Tabi’in, kerap kali mendapat isyarat atau ilham melalui mimpi. Karena mimpi itu sendiri memiliki kedudukan dalam Islam. Namun yang istimewa itu hanyalah mimpi baik dari seorang yang Shalih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
“Mimpi yang baik itu dari Allah dan mimpi jelek itu dari Syaithan” (HR Muslim dari Abu Qatadah)
“Tidak tertinggal sesuatu dari kenabian kecuali “Al-Mubasysyirat”. Sahabat bertanya: apa itu Al-mubasysyirat? Mimpi yang baik” (HR Bukhori dari Abu Hurairah)
“Jika akhir zaman sudah dekat mimpi seorang mukmin tidak akan dusta” (HR Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
Maka, sebuah anugrah jika seorang diberikan mimpi yang baik. Dan itu juga menunjukkan kualitas keimanannya kepada Allah. Apalagi seseorang dikaruniai mimpi bertemu Nabi (ya Allah anugrahkanlah kami untuk bertemu dengan beliau). Disini kami memberikan kabar gembira yang didapatkan oleh Syaikh Abu Yahya Al-Liby, seorang petinggi Al-Qaidah, melalui mimpi.
Mimpi beliau itu ketika masih berada dipenjara. Beliau ningin memberitahukan kepada seluruh mujahidin agar mereka bertambah yakin akan apa yang mereka tempuh dan tawakkal mereka semakin kuat.
Mimpi yang pertama, mimpi yang ini pendek. Beliau melihat Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam diatas mimbar berkhutbah dengan mengenakan sorban putih. Dan diantara perkataan beliau yang diingat oleh Syaikh adalah ketika beliau mengisyaratkan tanganya ke leher sementara beliau bercerita tentang suatu peristiwa “Sesunguhnya darah yang tertumpahkan itu berada dilehrku pada hari kiamat”.
Mimpi yang kedua, mimpi kali ini panjang. Beliau mengutip sebagiannya saja. Beliau mendengar suara dari langit (sambil bergumam dalam hati bahwa suara itu adalah suara Nabi Dawud ‘alaihissalam) yang suara itu terdengat berkali-kali menyeru mujahidin “Bersabarlah kalian, Sesungguhnya kalian berada diatas kebenaran…. Bersabarlah kalian, sesungguhnya kalian akan ditolong….. Bersabarlah kalian, sesungguhnya kalian diatas kebenaran….. Bersabarlah kalian, sesungguhnya kalian akan ditolong…”.
Kemudian aku memasuki ruangan, lalu aku mendapati disitu ada Syaikh Hamud Al-Uqla’ -rahimahullah- dengan wajah yang berseri dan saat itu beliau tidak tuna netra. Beliau berkata kepadaku:”Sesunggunya Allah berkata: sesungguhnya mujahidin terlihat sedih karena mereka terus berdo’a tapi seolah-olah do’a mereka tidak diijabahi. Kemudia setelah itu aku mendengar suara yang jelas, bukankah tidak cukup bagi mereka (mujahidin.red) Aku ridho terhadap mereka, maka Aku tidak akan murka pada mereka selamanya. Aku akan penuhi permintaan kalian -yakni pertolongan- dan lebih.
Mudah-mudahan Allah memberikan kami anugrah yang sama, agar hati kami tegar diatas jalan Tauhid dan Jihad. Agar ummat tau apa yang selama ini mujahidin perjuangkan adalah Haq bukan sekedar versi-versian.
Wallahu Ghalibun ‘ala amrihi walakinna aktsarannasi la ya’lamun
No comments: