Apa Perbedaan Kemarahan Pria dan Wanita?
Para ilmuwan telah mengklaim bahwa kemarahan adalah salah satu dari emosi dasar manusia. Kemarahan juga merupakan ciri khas manusia, baik itu pria maupun wanita.
Percobaan berulang kali telah dilakukan oleh para ahli dan menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki mekanisme yang sama untuk mengekspresikan emosi negatif. Namun, efek kemarahan wanita dan pria dipandang berbeda oleh orang lain.
Seperti yang dikutip dari Genius Beauty, psikologi membuktikan seorang pria yang marah akan membuat kesan kuat pada orang lain dan nampak ditentukan oleh gaya hidup mereka yang aktif. Namun, wanita yang marah, sebaliknya, dianggap sebagai perilaku dan karakter yang tidak pantas.
Kesimpulan yang sama telah dibuat oleh para ahli dalam sebuah percobaan sederhana: Seorang pria dan wanita diminta masuk ke dalam situasi yang akan menuntut mereka untuk marah. Kemarahan ini ditujukan pada atasan mereka sebagai cara menuntut kenaikan gaji.
Kelompok responden tengah menyaksikan percobaan sederhana ini dan kemudian mengevaluasi tindakan pada masing-masing relawan pria dan wanita.
Mayoritas responden merasa bahwa bentuk kemarahan pada pria lebih pada penyampaian sensasi ketegasan, kekuatan, dan tekad. Berbeda dengan penilaian pada wanita, ketika mereka menuntut gaji dengan nada suara yang tinggi memberikan persepsi wanita yang tidak bisa mengontrol diri, histeris dan tidak kompeten.
Penelitian yang dikeluarkan oleh Science Journal juga telah menyimpulkan, wanita cenderung merasa malu untuk menunjukkan kemarahan mereka, sementara pria menganggap hal ini sangat alamiah dan biasa.
Percobaan berulang kali telah dilakukan oleh para ahli dan menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki mekanisme yang sama untuk mengekspresikan emosi negatif. Namun, efek kemarahan wanita dan pria dipandang berbeda oleh orang lain.
Seperti yang dikutip dari Genius Beauty, psikologi membuktikan seorang pria yang marah akan membuat kesan kuat pada orang lain dan nampak ditentukan oleh gaya hidup mereka yang aktif. Namun, wanita yang marah, sebaliknya, dianggap sebagai perilaku dan karakter yang tidak pantas.
Kesimpulan yang sama telah dibuat oleh para ahli dalam sebuah percobaan sederhana: Seorang pria dan wanita diminta masuk ke dalam situasi yang akan menuntut mereka untuk marah. Kemarahan ini ditujukan pada atasan mereka sebagai cara menuntut kenaikan gaji.
Kelompok responden tengah menyaksikan percobaan sederhana ini dan kemudian mengevaluasi tindakan pada masing-masing relawan pria dan wanita.
Mayoritas responden merasa bahwa bentuk kemarahan pada pria lebih pada penyampaian sensasi ketegasan, kekuatan, dan tekad. Berbeda dengan penilaian pada wanita, ketika mereka menuntut gaji dengan nada suara yang tinggi memberikan persepsi wanita yang tidak bisa mengontrol diri, histeris dan tidak kompeten.
Penelitian yang dikeluarkan oleh Science Journal juga telah menyimpulkan, wanita cenderung merasa malu untuk menunjukkan kemarahan mereka, sementara pria menganggap hal ini sangat alamiah dan biasa.
No comments: