Kehebatan Linguistik Al-Quran Dalam Surah Al-Insyirah Ayat 5-6; Setiap 1 Kesulitan Ada 2 Kemudahan


Al-Quran merupakan kitab yang memiliki segudang keajaiban yang membuat kita yang membacanya terkagum-kagum. Keindahan dan dalamnya unsur kebahasaan Al-Quran sudah diakui luar biasanya. Pada postingan yang lalu kita sudah membahas kehebatan linguistik Al-Quran yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 127, dan pada kesempatan ini mari kita "bongkar" kembali unsur-unsur miracle yang terkandung dalam kitab ini.


Topik kita kali ini akan menelaah dan mentadabburi surat Al-Insyirah ayat 5-6. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada Ustadz Ahmad Muhaddin, S.HI sebagai guru tafsir saya pada kelas XII SMA. Pembahasan ini merupakan apa yang telah saya pelajari 4 tahun yang lalu bersama beliau, dan teringat kembali saat saya menulis postingan kehebatan linguistik pada surat Al-Baqarah ayat 127 yang lalu. Beruntung masih memiliki catatannya maka tidak ada salahnya jika saya berbagi kepada temen-temen, mudah-mudahan bisa jadi amal jariyah.

Mari kita buka Al-Quran surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6, Allah berfirman:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

Ayat ini pun diulang setelah itu,

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6).

Kita sering mendengar ayat ini, namun kadang hati ini lalai, sehingga tidak betul-betul merenungkannya. Atau mungkin kita pun belum memahaminya. Padahal jika ayat tersebut betul-betul direnungkan sungguh luar biasa faedah yang dapat kita petik.

Ayat ini mungkin sering kita dengar dan baca sebagai ayat-ayat motivasi dalam berbagai sesi. Bahwa segala kesulitan yang kita hadapi sebenarnya ada kemudahan setelahnya. Setiap kesusahan akan dibarengi dengan kemudahan. Namun kali ini mari kita coba memasuki lebih dalam lagi untuk memahami makna ayat ini. Mari kita simak kembali, Allah berfirman;

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 

 إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Kita fokus pada kedua lafal ini, yaitu الْعُسْرِ dan يُسْرًا. Kata 'Usri dalam bahasa Arab berarti kesulitan, sedangkan lafal Yusra memiliki makna kemudahan. Jika kita melihat dari segi ilmu kebahasaan, kedua lafal ini merupakan isim (kata benda). Kata 'Usri dengan awalan alif-lam (الْ) menjadi al-'Usri dalam Bahasa Arab disebut dengan isim ma'rifah. Sedangkan lafal yusra tanpa diawali alif-lam disebut dengan isim nakirah. Lalu, apa hubungannya antara kaidah kebahasan ini dengan mukjizat linguistik Al-Quran?.

Dalam kaidah penafsiran disebut dengan kaidah tikrar isim, yaitu pengulangan isim (ma'rifah dan nakirah) dalam ayat Al-Quran seperti ayat diatas. Jika kita lihat maka kata Al-'Usri diulang dua kali begitu pula kata Yusra dalam ayat 5 dan 6. Oleh karenanya dapat difahami dalam ayat 5 dan 6 ini ada dua isim ma'rifah dan ada dua isim nakirah.

Dalam kaidahnya disebutkan "Jika isim ma’rifah  diulang, maka hakikat kata yang kedua sama dengan kata yang pertama". Disini kita lihat lafal Al-'usri sebagai isim ma'rifahnya diulang dua kali (ayat 5 dan 6). Dapat difahami bahwa walaupun ada dua lafal kesusahan (Al-'usri), hakikatnya mereka sama. Artinya 'kesusahan' itu cuma ada satu (walaupun lafalnya ada dua).

Kaidah berikutnya disebutkan "jika isim nakirah itu diulang, maka hakikat kata yang kedua berbeda dengan kata yang pertama". Disini kita lihat lafal yusra sebagai isim nakirahnya diulang dua kali (ayat 5 dan 6). Dapat difahami bahwa disana ada dua lafal kemudahan (Yusra), hakikatnya kedua lafal ini berbeda. Artinya 'kemudahan' pada lafal kedua bukan kemudahan yang disebutkan pada ayat pertama (walaupun lafalnya ada dua).

Kesimpulannya, kemudahan yang pertama dan kedua itu berbeda. Jadinya, kesulitan yang ada itu hanya satu, sedangkan kemudahan itu duaDari sini, para ulama pun seringkali mengatakan, “Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.” Asal perkataan ini sebenranya dari hadits yang lemah, namun maknanya benar.
Oleh karenanya dari kedua ayat ini dapat difahami, "setiap (satu) kesulitan maka disana ada (dua) kemudahan".
Al Hasan Al Bashri mengatakan bahwa ketika turun surat Alam Nasyrah ayat 5-6, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Kabarkanlah bahwa akan datang pada kalian kemudahan. Karena Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”

Perkataan yang sama disampaikan oleh Qotadah dalam kitab Tafsir Ath-Thabari. Qotadah mengatakan, “Diceritakan pada kami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberi kabar gembira pada para sahabatnya dengan ayat di atas, lalu beliau mengatakan, “Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.

Ini dia unsur ijaz kebahasaan yang dikandung dalam kedua ayat ini. Bagaimana? temen-temen mengerti dan sudah bisa merasakan kehebatan linguistik pada surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6 ini bukan?. Luar biasa, ayat yang pendek bahkan terkesan copy-paste ini ternyata punya makna yang berbeda walapun zahirnya sama.

Kita mohonkan kepada Allah agar mencurahkan taufiq dan hidayahnya kepada sanubari kita agar dipermudahkan dalam memahami Al-Quran.

No comments:

Powered by Blogger.