Keajaiban Lafadz "Laylah (لَيْلَة - Malam)" Dalam Al-Quran, Kehebatan Linguistik Al-Quran


Malam bahasa Arabnya adalah layl. Dalam Al-Quran kata layl disebutkan sebanyak 84 kali dalam surat dan ayat yang berbeda. Namun nyatanya selain kata layl, malam juga disebutkan dengan laylah, dengan penambahan ta marbuthah (muannas). Untuk penyebutan malam dengan lafadz laylah (لَيْلَة) sendiri disebutkan sebanyak 8 kali dalam Al-Quran.

Dari sini dapat kita fahami, penyebutan malam dalam Al-Quran dengan dua model; yakni dengan lafadz layl sebanyak 84 kali disebutkan dalam Al-Quran dan laylah sebanyak 8 kali dalam Al-Quran.

Menjadi tanda tanya adalah, kenapa untuk lafadz malam dalam Al-Quran tampil dengan dua wajah? satu dengan bentuk mudzakkar (male) dan satunya dengan bentuk muannas (female). Apa maksud dan misteri yang tersembunyi pada kedua lafadz ini?.

Inilah yang disebut dengan ijazul lughawi Al-Quran, mukjizat kebahasaan Al-Quran. Perbedaan bentuk wajah kedua lafadz ini bukan tanpa makna, tanpa faedah dan tanpa maksud. Jika kita telusuri lebih lanjut, ayat-ayat yang memiliki lafadz laylah menunjukkan ada peristiwa spesial pada malam tersebut!. Mari kita buktikan.

Lafadz Laylah disebutkan sebanyak 8 kali dan tersebar di surat yang berbeda dalam Al-Quran, dengan rincian seperti berikut:

1. Al-Baqarah Ayat 51

وَإِذْ وَاعَدْنَا مُوسَىٰ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ
Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahan) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim.

2. Al-Baqarah ayat 187

.... حِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu;

3. Al-Araf ayat 142

....وَوَاعَدْنَا مُوسَىٰ ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً 
Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. ...

4. Ad-Dukhan ayat 3

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.

5. Surah Al-Qadr ayat 1-3

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْر . وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ 
Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemulian (1) Dan tahukan kamu apakah malam kemuliaan itu? (1) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

Lafadz Laylah ini disebutkan dalam surah Al-Baqarah dua kali yakni pada ayat ke 51 dan ke 187, kemudian dalam surah Al-Araf ayat ke 142 disebutkan dua kali, kemudian pada surah Ad-Dukhan ayat 3 disebutkan sekali, dan pada surah Al-Qadr disebutkan tiga kali disetiap ayatnya dari ayat pertama hingga ketiga.

Dari ke-delapan penyebutannya ini dapat diklasifikasikan lagi perkelompoknya sesuai konteknya. Sehingga dapat disimpulkan; penyebutan untuk malam Nabi Musa menerima wahyu tiga kali (Al-Baqarah ayat 51 sekali, dan Al-Araf ayat 142 dua kali), penyebutan malam Ramadhan sebanyak dua kali (Al-Baqarah ayat 187 sekali, dan Ad-Dukhan ayat 3 sebanyak sekali), serta penyebutan malam lailatul qadar sebanyak tiga kali dalam surah Al-Qadr.

Sebagaimana kita ketahui bahwa malam Lailatul Qadar, malam Ramadhan (termasuk malam turunnya Al-Quran, Taurat dan Injil) merupakan malam-malam yang spesial. Al-Quran, Taurat dan injil sendiri diturunkan pada malam bulan ramadhan sebangaimana hadits Nabi dari Imam Ahmad bin Hanbal –rahimahullah– [Al-Musnad VI/107] berkata, Abu Sa’id Maula Bani Hasyim telah bercerita kepada kami, ‘Imran Abul ‘Awwam telah bercerita kepada kami, dari Qatadah, dari Abul Malih, dari Watsilah yaitu Al-Asqa’, bahwasannya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda,

أنزلت صحف إبراهيم في أول ليلة من رمضان ، و أنزلت التوراة لست مضين من رمضان و الإنجيل لثلاث عشر خلت من رمضان و أنزل الله القرآن لأربع و عشرين خلت من رمضان

“Suhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan, Taurat diturunkan pada enam Ramadhan, Injil diturunkan pada tiga belas Ramadhan, dan Allah menurunkan Al-Quran pada dua puluh empat Ramadhan.”

Sehingga dengan ini dapat kita simpulkan bahwa, penyembutan lafadz Laylah dalam Al-Quran bukan untuk sembarang malam, melainkan malam yang spesial.

Sedangkan penyebutan malam dalam Al-Quran dengan lafadz layl yang tersebar sebanyak 84 kali penyebutan hanya berkonotasi pada malam-malam yang biasa.

Inilah kehebatan bahasa Al-Quran. Pertanyaanya, bagaimana bisa Nabi Muhammad yang tidak dapat membaca dan menulis dapat membawakan sebuah ayat dengan detail makna sedalam ini? ini membuktikan bahwa Al-Quran adalah firman Allah.

4 comments:

  1. Bagaimana dgn ayat pertama surah Al Isra'?
    Dlm ayat tsb menggunakan kata Layil (ليل) ketika Allah memberitahukan ttg perjalanan Nabi Muhammad SAW melakuakan Isra'، yg tentu peristiwa itu peristiwa yg sangat spesial juga.

    سبحان الذي اسر بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى

    ReplyDelete
  2. Bagaimana dgn ayat pertama surah Al Isra'?
    Dlm ayat tsb menggunakan kata Layil (ليل) ketika Allah memberitahukan ttg perjalanan Nabi Muhammad SAW melakuakan Isra'، yg tentu peristiwa itu peristiwa yg sangat spesial juga.

    سبحان الذي اسر بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى

    ReplyDelete
  3. Bagaimana dgn ayat pertama surah Al Isra'?
    Dlm ayat tsb menggunakan kata Layil (ليل) ketika Allah memberitahukan ttg perjalanan Nabi Muhammad SAW melakuakan Isra'، yg tentu peristiwa itu peristiwa yg sangat spesial juga.

    سبحان الذي اسر بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى

    ReplyDelete
  4. Keagungan malam isra-miraj itu hanya terjadi sekali. Namun kegungan malam ramadhan terjadi bagi umat2nya y akan datang hingga akhir zaman.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.