Keajaiban Komposisi Cincin Dalam Ayat Kursi, Kehebatan Komposisi Ayat Al-Quran
Pada postingan sebelumnya kita sudah membahas mengenai komposisi cincin dalam surat Al-Baqarah. Bahwa surat ini dapat dibagikan kepada 9 topik utama dan kesembilan topik ini dapat dibagi kepada kedua term disama satu sama lain saling merefleksikan.
Baca Selengkapnya: Keajaiban Komposisi Cincin Dalam Surat Al-Baqarah, Kehebatan Komposisi Ayat Al-Quran
Disebutkan bahwa, ke 9 bagian komposisi tersebut juga terdiri dari sub komposisi cincin. Sehingga dalam satu surat terdapat komposisi cincin dalam cincin.
Surah al-Baqarah ayat 255 yang disebut ‘Ayat Kursi’ adalah ayat terbaik yang perlu dihafalkan. Ayat ini menunjukkan susunan desain yang akurat sesuai prinsip ring composition; ketepatan strukturnya menempatkan tema kunci surat terdapat pada pusat surat.
Dipostingan kali ini, kita akan membahas komposisi cincin dalam ayat kursi atau surat Al-Baqarah ayat 255. Pembahasan topik ini sudah dijelaskan oleh Mehdi Azaiez dan Ustadz Nauman Ali Khan pada sebuah seminar di Malaysia.
Allah berfirman
Jika diperhatikan, maka ayat kursi ini dapat dibagi kepada 9 kalimat yang kita konsepkan dalam ring composition sebagai berikut;
A. ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَىُّ ٱلۡقَيُّومُۚ
B. لَا تَأۡخُذُهُ ۥ سِنَةٌ۬ وَلَا نَوۡمٌ۬ۚ
C. لَّهُ ۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِۗ
D. مَن ذَا ٱلَّذِى يَشۡفَعُ عِندَهُ ۥۤ إِلَّا بِإِذۡنِهِ
E. يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ
E’. وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ
D’. وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىۡءٍ۬ مِّنۡ عِلۡمِهِۦۤ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ
C’. وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ
B’. وَلَا يَـُٔودُهُ ۥ حِفۡظُهُمَاۚ
A’. وَهُوَ ٱلۡعَلِىُّ ٱلۡعَظِيمُ
Terjemahan:
Dipostingan kali ini, kita akan membahas komposisi cincin dalam ayat kursi atau surat Al-Baqarah ayat 255. Pembahasan topik ini sudah dijelaskan oleh Mehdi Azaiez dan Ustadz Nauman Ali Khan pada sebuah seminar di Malaysia.
Allah berfirman
ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَىُّ ٱلۡقَيُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُ ۥ سِنَةٌ۬ وَلَا نَوۡمٌ۬ۚ لَّهُ ۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشۡفَعُ عِندَهُ ۥۤ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىۡءٍ۬ مِّنۡ عِلۡمِهِۦۤ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا يَـُٔودُهُ ۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِىُّ ٱلۡعَظِيمُ
A. ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَىُّ ٱلۡقَيُّومُۚ
B. لَا تَأۡخُذُهُ ۥ سِنَةٌ۬ وَلَا نَوۡمٌ۬ۚ
C. لَّهُ ۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِۗ
D. مَن ذَا ٱلَّذِى يَشۡفَعُ عِندَهُ ۥۤ إِلَّا بِإِذۡنِهِ
E. يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ
E’. وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ
D’. وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىۡءٍ۬ مِّنۡ عِلۡمِهِۦۤ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ
C’. وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ
B’. وَلَا يَـُٔودُهُ ۥ حِفۡظُهُمَاۚ
A’. وَهُوَ ٱلۡعَلِىُّ ٱلۡعَظِيمُ
Terjemahan:
A. Allah, tidak ada yang patut disembah selain Dia, Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).
B. tidak mengantuk dan tidak tidur.
C. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.
D. Tiada yang dapat memberi syafa‘at di sisi Allah tanpa izin-Nya.
E. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka.
E’. dan di belakang mereka.
D’. dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
C’. Kursi Allah meliputi langit dan bumi
B ‘. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya.
A’. dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Dari urutan diatas dapat diformasikan menurut metode chiastic dan ring composition bahwa ke-9 kalimatnya ini memiliki kesinambungan antara satu sama lain (sesuai konsep ring composition) dan saling merefleksikan.
Hubungan antara unit-unit merupakan salah satu identitas: istilah dan segmen memiliki makna yang sama, dan masing-masing segmen merespon atau sesuai dengan pasangannya.
Segmen pertama (A dan A’) memiliki tiga kata masing-masing. Keduanya menggunakan sinonim yang sesuai dengan sifat-sifat Allah (al-ḥayyu al-qayyūmu [saling] menanggapi dengan al-‘aliyyu al-‘aẓīmu). kedua segmen ini saling merefleksikan mengenai sifat-sifat Allah.
Segmen kedua (B dan B’) menyoroti peran Allah sebagai salah satu yang mempertahankan keberadaan alam semesta bahwa Allah tidak mengantuk (sinah) dan tidak tidur (naum) dan tidak merasa berat memelihara keduanya (yaitu langit dan bumi), karena apabila seseorang mengalami kelelahan maka ia akan mengantuk dan tidur. Hal ini meyoroti fungsi dari Rububiyah Allah.
Paralelisme dari segmen ketiga (C, C’) mengacu pada kepemilikan dan kedaulatan Allah. Kosmologi terungkap dalam ungkapan langit dan bumi pada dua segmen ini yang merupakan bagian dari bentuk kedaulatan dan kepunyaan Allah (maalik (kepemilikan) dan malik (raja)). Segmen pertama menceritakan mengenai kepemilikan Allah (maalik) dan segmen kedua menceritakan kekuasaan Allah (malik). Sebagaimana kita ketahui, apabila kita memiliki sesuatu maka kita berkuasa atas sesuatu itu. Namun sebaliknya penguasa tidak mampu untuk memiliki sesuatu dalam hal tertentu, maksudnya bukankan presiden tidak berhak memiliki rumah yang kita miliki. Namun Allah memiliki maalik (kepemilikan) dan juga dia malik (raja).
Paralelisme dari segmen keempat (D, D‘) mengenai kehendak (freewill) Allah. Pada segmen pertama Allah menceritakan bahwa syafa'at atas izin dan kehendak Allah. Pada segmen ke-dua juga menceritakan bahwa ilmu pengetahuan (apalagi ilmu Allah) hanya diberikan atas kehendak-Nya. Sehingga kedua segmen ini saling berkorelasi menjelaskan perihal kehendak Allah.
Dan akhirnya yang paling unik pada segmen (E, E'). Allah berfirman; "Allah mengetahui apa-apa yang di depan mereka dan di belakang mereka.". Uniknya kalimat ini berada di tengah-tengah ayat sebagai seolah-olah pemisah anatara kedua kelompok segmen tadi.
Keempat topik utama ciri-ciri Tuhan ini, kuasa Allah, kedaulatan Allah, dan kehendak Allah – terpusat di satu ide sentral: pengetahuan Allah mencakup semua hal.
No comments: